Istilah persediaan atau inventori menunjukan barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan, istilah yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang ataupun persediaan yang dimiliki perusahaan tergantung pada jenis usaha perusahaan.
Para pakar akuntansi memberikan istilah persediaan secara berbeda-beda:
Menurut Standar akuntansi keuangan:
“Persediaan adalah:
1. Untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
3. Dalam bentuk bahan baku atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi pemberian jasa”.
Menurut C.Rollin Neswonger And Philip.E.Pross
“Persediaan adalah:
1. Barang dagangan yang disimpan untuk dijual dalam operasi normal
2. Bahan-bahan yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk digunakan dalam proses produksi”
Persediaan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal, pengadaan barang-barang yang masih dalam suatu proses produksi. Dalam arti barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang yang meliputi barang-barang
yang dibeli dan menjualnya kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk, dan perusahaan manufaktur yaitu perusahaan yang membeli bahan baku dan merubah bentuknya melalui proses produksi untuk dapat dijual.
Jenis-Jenis Persediaan
Menurut Jay M Smith Skousen, 2001:
Jenis persediaan yang dimiliki oleh setiap perusahaan berbeda-beda tergantung sifat dan tujuan yang bersangkutan.
Persediaan Pada Perusahaan Dagang
Perusahaan yang dimaksud dalam hal ini adalah barang dagangan yang diperoleh oleh perusahaan dengan maksud untuk dijual, jadi dalam perusahaan dagang tidak terjadi suatu proses untuk mengubah barang tersebut yang diperoleh dari perusahaan industri.
Untuk perusahan dagang memiliki jenis barang yang terdiri dari:
- Persediaan perlengkapan (Inventory Of Supplies)
Merupakan barang yang yang dimiliki perusahaan yang fungsinya untuk memperlancar penjualan barang dagangan yang terdiri dari perlengkapan kantor, toko dan gudang.
- Persediaan barang dagangan (Merchandise Inventory)
Merupakan barang-barang yang diperoleh perusahaan untuk dijual kembali tanpa melakukan perobahan atas barang tersebut.
Persediaan Pada Perusahaan Manufaktur
Aktivitas pada perusahaan manufaktur dimulai sejak mengelola bahan baku melalui suatu proses produksi sehingga menjadi barang jadi untuk dijual. Persediaan yang ada di perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang. Yang ada dalam perusahaan manufaktur juga dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu:
- Bahan Baku
Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari proses produksi yang akan dapat dengan mudah indentifikasi biayanya.
- Barang Dalam Proses
Barang dalam proses adalah barang-barang yang sedang dikerjakan (diproses) tetapi pada tanggal neraca barang-barang tersebut belum selesai dikerjakan dan masih memerlukan pengolahan lebih lanjut.
- Barang Jadi
Barang jadi yaitu barang-barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses produksi dan menunggu saat penjualannya.
Pengertian persediaan adalah menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan, serta untuk perusahaan manufaktur barang yang telah di produksi atau ditempatkan dalam produksi. Adapun pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah barang-barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali, yang diproses ataupun tanpa diproses terlebih dahulu.
Sistem Pencatatan Persediaan
Ada dua macam metode pencatatan persediaan yaitu :
A. Sistem periodikal (physical System)
Harus dilakukan dengan melakukan perhitungan pengukuran penimbangan pada akhir periode.
B. Sistem perpetual (perpetual system)
Pencatatan yang dilakukan secara terus menerus setiap kali ada pembelian dan pemakaian.
Sistem Periodik (Metode Fisik)
Dalam sistem fisik atau periodik, perhitungan dan pencatatan terhadap penambahan, pengurangan, dan saldo rekening persediaan hanya dilakukan sekali dalam satu periode yaitu pada akhir periode. Metode ini digunakan pada perusahaan perusahaan yang menjual barang dengan harga yang relatif murah tetapi frekuensi penjualan sangat sering.
Pencatatan terhadap masing-masing transaksi adalah :
A. Saat pembelian
persediaan
Kas(hutang)
B. untuk mencatat retur pembelian
Hutang dagang (kas)
Retur pembelian
C. mencatat biaya angkut pembelian
Biaya angkut pembelian
Kas
D. mencatat potongan pembelian
Hutang dagang
Kas
Potongan pembelian
E. mencatat penjualan
Kas
Penjualan
F. mencatat retur penjualan
Retur penjualan
Kas
Pencatatan persediaan dengan menggunakan sistem periodik ini dapat memberikan laporan intern (jangka pendek). jika jumlah persediaan cukup banyak maka membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga menghambat laporan keuangan yang diperlukan.
Sistem Perpetual (Metode Buku)
Sistem perpetual adalah suatu metode pencatatan persediaan yang dilakukan secara terus menerus, setiap ada transaksi baik pembelian maupun penjualan dilakukan pencatatan terhadap persediaan sebesar harga pokoknya dengan demikian setiap saat saldo perkiraan persediaan menunjukkan saldo
persediaan yang sebenarnya maka pada akhir periode akuntansi (pada saat menyusun laporan keuangan) tidak diperlukan ayat jurnal penyesuaian terhadap persediaan.
Dalam hal ini perlu dijelaskan bahwa pencatatan transaksi kedalam perkiraan persediaan adalah berdasarkan harga pokok baik transaksi pembelian, retur pembelian, penjualan, retur penjualan, potongan pembelian, dan biaya angkut pembelian.
Adapun jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi dengan metode perpetual adalah :
- pada saat pembelian
Pembelian secara tunai
Persediaan barang
Kas
Pembelian secara kredit
Persediaan barang
Hutang dagang
B. pada saat penjualan
Untuk mencatat piutang dagang dan penjualan
Piutang dagang (kas)
Penjualan
C. Untuk mencatat harga pokok penjualan dan berkurangnya persediaan barang dagangan
Harga pokok penjualan
Pesediaan barang dagangan
D. Mencatat retur penjualan
Untuk mencatat retur penjualan dan berkurangnya piutang dagang
Retur penjualan
Piutang dagang
E. Mencatat biaya angkut pembelian
Persediaan barang
Kas
Metode pencatatan perpetual merupakan cara yang lebih mudah untuk mencatat persediaan dibandingkan dengan metode periodik, karena metode perpetual dapat membantu penyusunan neraca laporan laba rugi, juga dapat digunakan untuk mengawasi barang-barang dalam gudang.
II.5. Penilaian Persediaan
Tujuan dilakukan metode ini adalah untuk membandingkan biaya dengan pendapatan yang saling berkaitan dalam rangka menghitung laba bersih pada akhir periode atau pada waktu penutupan atau dalam menyusun laporan keuangan. Persediaan harus dihitung menurut persatuannya maupun nilainya karena persediaan tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kelayakan atau kewajaran laporan keuangan untuk tahun yang bersangkutan.
Adapun tujuan dilakukan metode alokasi harga pokok persediaan adalah :
A. Tujuan yang utama adalah untuk menghitung laba rugi dengan membandingkan biaya dengan hasil penjualan.
B. Untuk menyajikan nilai, informasi secara teratur dalam perusahan.
C. Untuk memberikan informasi mengenai persediaan yang meningkatkan para investor dan para pemakai lainnya.
Menurut ikatan Akuntan Indonesia ada beberapa metode penilaian persediaan :
A. Metode FIFO
B. Metode LIFO
C. Metode Rata-rata (Average)
D. Metode Identifikasi Khusus
E. Metode Eceran
Dengan menggunakan contoh dibawah ini pemakaian metode penilaian tersebut diatas dapat lihat sebagai berikut:
Francium store menyajikan informasi berikut yang berkaitan dengan salah satu produknya :
Persediaan 1 Januari 300 Unit @ 17.5
Pembelian 10 Januari 900 Unit @ 18
Pembelian 20 Januari 1200 Unit @ 18.25
Penjualan 8 Januari 200 Unit
Penjualan 18 Januari 600 Unit
Penjualan 25 Janurai 1000 Unit
A. Metode FIFO
Metode FIFO(First in first out) berdasarkan anggapan bahwa harga pokok per satuan dari barang yang masuk (dibeli) pertama dibebankan kepada barang yang keluar (dijual) pertama.
Apabila jumlah barang yang dijual melebihi jumlah barang yang masuk pertama maka selebihnya dibebani dengan harga pokok persatuan dari barang yang masuk terakhir. Apabila jumlah persediaan tersebut melebihi jumlah pembelian barang yang terakhir maka selebihnya dibebankan dengan harga pokok per satuan dari pembelian sebelumnya. Metode FIFO ini dapat diterapkan baik didalam sistem periodik dan sistem perpetual.
1. Metode FIFO Periodik
Apabila perusahaan menggunakan metode ini persediaan yang ada ditentukan harganya dengan mengenal hanya dari pembelian-pembelian terakhir.
Misalkan seperti contoh dibawah ini:
Persediaan 1Januari 300 Unit @17.5 = $ 5.250
Pembelian 10 Januari 900 Unit @ 18 = $ 16.200
Pembelian 20 Januari 1200 Unit @ 18.25 = $ 21.900
Barang yang tersedia dijual 2400 Unit $ 43350
Penjualan 1800 Unit
Persediaan akhir 600 Unit
Nilai per akhir 600 Unit @ 18.25 = $ 10.950
Harga pokok penjualan $ 43.350 - $ 10.950 = $ 32.400
2.Metode FIFO Perpetual
Dalam metode FIFO perpetual perhitungan harga pokok penjualan dan harga pokok persediaan dilakukan setiap terjadi transaksi penjualan. Jika perusahaan menggunakan metode perpetual maka persediaan dapat ditentukan dengan memakai kartu pembantu.
0 Komentar