Definisi Green Marketing

Definisi Green Marketing 
Menurut The Amarican marketing Association (http://en.wikipedia.org/wiki/greenmarketing), green advertisement merupakan pemasaran sebuah produk yang dalam proses produksi atau produk tersebut memiliki kandungan-kandungan yang ramah lingkungan. Dengan demikian green advertising mencakup berbagai kegiatan, termasuk produk modifikasi, perubahan pada proses produksi, pengepakan dengan menggunakan bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan serta proses pengiklanan yang ramah lingkungan. Namun mendefinisikan Green bukanlah hal yang mudah, dimana banyak definisi green marketing yang bertentangan dengan arti sesungguhnya.

Marketing dan Green Marketing : Persepsi dan Perbedaan
Definisi marketing yang terdapat pada literature sangat banyak dan beragam, namun mereka memiliki kecenderungan untuk mendahulukan para konsumen :”Marketing is the delivery of costumer satisfaction at a profit” (Kotler, at all, 2000).”Marketing is the whole business seen from its final result, which is from the customers point of view”(Charter, at all, 1999);”Marketing is the management process for identifying, anticipating, and satisfying customer requirements profifitability” (Charter, at all, 1999).

Meskipun konsep marketing banyak berubah selama bertahun-tahun (dikarenakan perubahan pada trend marketing, kebutuhan perusahaan dan keinginan konsumen).Tidak terdapat banyak referensi yang menyangkut sudut pandang lingkungan sosial dan etis dalam definisi tradisional marketing (Kotler, at all, 2000).Definisi marketing tradisional lebih menfokuskan diri pada konsep konsumsi masal dan penyusunan sebagai berikut. (kotler. Et all. 2000) ;
• Penjualan masal
• Marketing masal
• Standarisasi produk dan service
• Pemasaran lokal
• Memisahkan tanggung jawab-tanggung jawab yang terdapat dalam setiap department.

Konsep marketing modern mengadopsi sebagian dari konsep globalisasi dan menunjukkan sudut pandang yang tidak lagi umum namun lebih diperbarui.(Kotler, at all, 2000).Memfokuskan pada konsep sebagai :
• Kepuasan pelanggan
• Segment marketing yang telah terseleksi.
• Produk dan service yang disesuaikan
• Pasar lokal dan global.
• Mengikutsertakan semua departemen dalam sebuah perusahaan.

Tetap, disini tidak menunjukkan tanda-tanda keberadaan kesadaran akan lingkungan (green consediration), dalam definisi tersebut. Hanyalah penjelasan dalam green marketing dimana pembaca akan menemukan sudut pandang hijau. Konsep green marketing memiliki kecenderungan untuk membangun fondasinya berdasarkan konsep-konsep tradisional marketing (Charter, at all, 1999). Masih mengacu pada sudut pandang kepuasan pelanggan dan nilai penyampaian, green marketing memegang teguh sistem keberlanjutan. Definisi green marketing memiliki kecenderungan lebih homogeny ketimbang tradisional marketing : perkataan dan kalimat dapat berbeda namun masih mengacu pada konsep umum : “green or environmental marketing consist of all activity design to generate and facilitate any exchange intended to satisfy human needs or wants, such that the satisfaction of these needs and wants occurs with minimal dentimental impact on the natural environment”. (www.managementparadise.com) Ini merupakan definisi yang paling umum yang menunjukan bahwa target dari marketing tersebut tidak lagi hanya konsumen namun telah mengikutsertakan kepedulian untuk meminimalisasikan dampak kebutuhan global atas biosphere.

Namun Ottman (2006) mengusulkan konsep yang sedkit berbeda, ia menyatakan bahwa peraturan pertama pada green marketing ialah peraturan pertama pada marketing: yaitu untuk memfokuskan pada keuntungan konsumen. Ini mungkin terjadi karena bila konsumen melihat keuntungan dari pembelian, mereka akan merasa terstimulasi untuk melakukan pembelian. Dengan konsep ini faktor lingkungan menjadi penghubung untuk terjadinya pembelian . Ottman menjelaskan bahwa bila konsep ini dijalankan dengan baik, maka, “ green marketing could lead to product improvements that can enhance, market ability, improve overall performances and become a patent new source of innovation”( Ottman , 2006).

Tujuan dari marketing telah meluas dalam konteks umum. Namun, sangatlah penting untuk mengklarifikasi tujuan utama atau tujuan sesungguhnya dari green marketing yaitu, proses pemasaran produk dan jasa yang memiliki karakteristik aman bagi lingkungan.

Tantangan Green Marketing
Menurut (Grant, 2007) konsumen merupakan salah satu faktor yang bertanggung jawab atas issue global warming tersebut. “ Individual Actons are not enough; we need overall society wide change. We may take on a few specific green behaviors, such as not keeping TV’s on stanby, not accepting carrier bags and so on but this needs to have a knock-on effect on broader questions about how we live “

Jadi bila kegiatan diatas tidak di tindak lanjuti dengan serius maka tidak akan ada efek yang berarti.

Green Marketing Five I’s
Menurut (Grant, 2007) green marketing memiliki Lima I yaitu:
1. Intuitive – Making Better Alternative Accessible and Easy to Grasp
2. Integrative – Combining Commerce, Technology, Social Effects Ecology
3. Innovative – Creating New Products and New Lifestyles
4. Inviting – A Positive Choice Not a Hair Shirt
5. Informed – Lack of Knowledge Is What Most, Distorts People’s Behaviour

Green marketing mix
Mengembangkan green marketing mix, tak terlepas dari tradisional 4P (product, price,place, promotion) kecuali dengan sejumlah penambahan komponen yang sangat berhubungan dengan maksud dari green marketing itu sendiri dan hal- hal yang sangat berpengaruh lainnya. Kita bisa melihat dari gambar yang dibuat oleh Suhud (2002) tentang prosses green marketing mix.

Terdapat external green P’s yang terdiri dari paying customers , providers politicians, pressure groups problems, predictions dan partners. Juga ada internal green p’s yang terdiri dari products, promotions, price, place, providing information, process, dan policies.

Berikut informasi yang dapat di uraikan dari gambar external green P’s memuat komponen-komponen dari:

1. Paying Customers.
Merujuk pada siapa saja yang masuk dalam kelompok konsumen hijau dengan berbagai tingkat ‘kehijauannya’ dan jenis produk apa saja yang mereka butuhkan.

2. Providers.
Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan- bahan baku, energi, alat-alat perkantoran. Misalnya bagaimana para pemasok kayu mendapatkan kayu- kayunya, apakah dengan cara membuat hutan secara sembarangan hingga menyebabkan kegundulan hutan.

3. Politicians
Mengenai seberapa mudah dapat mendorong pemerintah untuk menyusun dan mengesahkan peraturan tentang lingkungan dan seberapam jauh peraturan pemerintah akan mempengaruhi organisasi bisnis untuk menjalankan peraturan tersebut.

4. Pressure groups
Merupakan kelompok-kelompok yang memiliki andil dalam menekan perusahaan untuk menjadi hijau. Kelompok ini terdiri dari lembaga konsumen, lembaga hukum organisasi perdagangan, pemerintahan suatu negara. Juga tidak luput tentang isu apa yang mereka agendakan.

4. Problems.
Masalah lingkungan dan maalah sosial beragam macamnya. Apakah perusahaan terlibat dalam satu atau lebih dari masalah-masalah ini baik dulu maupun kini,. Masalah dulu akan terakumulasi dengan masalah saat ini jika tidak segera dicarikan pemecahannya.

5. Predictions.
Perusahan dapat memprediksi masalah- masalah apa saja yang mungkin dihadapi oleh perusahaan di masa yang akan datang. Merupakan tantangan bagi perusahaan untuk dapat mengidentifikasi masalah-masalah tersebut sehingga dapat membuat pencegahan dan memecahkan potensi masalah tersebutpada saat ini.

6. Partners.
Partner merupakan phak ketiga apakah perusahaan mempunyai hubungan dengan perusahaan atau institusi lain yang mempunyai masalah – masalah lingkungan dan sosial?

Berikut penjelasan mengenai internal green P’s yang terdiri dari :
Product (juga kemasannya).Tentang bagaimana produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan menjawab berbagai masalah yang dihadapi lingkungan secara makro, misalnya; sampah, polusi, lapisan ozon, pemanasan global, nutrisi, kesehatan.Sehingga perusahaan menghasilkan produk yang bisa didaur ulang, hemat energy, non-CFC, non-kolesterol.

1. Price.
Untuk menghasilkan produk-produk ‘hijau’ umumnya menuntut ongkos produksi yang lebih tinggi yang mengakitbatkan harga jual menjadi lebih tinggi.Pemilihan segment yang tepat akan mengurangi resiko harga produk tidak diterima.

2. Place
Tentang pemanfaatan para pengecer atau distributor dengan tepat.Misalnya untuk mendukung program daur ulang kemasan, perusahaan dapat bekerjasama dengan para pengecer agar mendorong konsumen mengembalikan kemasan melalui mereka, ditukar dengan souvenir, potongan harga, voucher, atau produk promosi.

3. Promotion
Tentang kegiatan perusahaan untuk mengkampanyekan program-program yang mengangkat isu lingkungan untuk mengokohkan image sebagai perusahaan ramah lingkungan.Promosi ini bisa dilakukan melalui iklan, logo ata label, promosi penjualan (melalui kemasan), maupun humas.

4. Providing information.
Tentang usaha perusahaan untuk memonitor mengenai isu-isu relevan dengan lingkungan yang berkembang.

5. Process
Tentang bagaimana suatu perusahaan dapat menggunakan energy seminimal mungkin dalam proses produksinya dan mengurangi pembuangan seoptimal mungkin.

6. Polices.
Tentang implementasi dari kebijakan-kebijakan perusahaan untuk memotivasi, memonitor, dan mengevaluasi kegiatan yang berhubungan dengan lingkungannya.

7. People
Tentang bagaimana para pelaku, yaitu orang-orang di kalangan industri/organisasi, memanfaatkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuannya untuk mengimplementasikan amanat pemasaran hijau ini dalam praktek bisnis sebagai kebijakan perusahaan yang berpedoman pada kelestarian lingkungan.

Posting Komentar

0 Komentar